Logika matematika adalah gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Secara sistematis, logika dapat dianalisis berdasarkan nilai-nilai kebenaran.
Logika matematika digunakan untuk menganalisis kasus atau sebagai media penarik kesimpulan.
Tahap logika matematika antara lain pernyataan, negasi, disjungsi, konjungsi, implikasi, biimplikasi, dua pernyataan yang ekuivalen, kalimat berkuartor, serta penarikan kesimpulan.
Pernyataan/kalimat
Pada dasarnya, pernyataan merupakan suatu kalimat yang bernilai benar ataupun salah, namun tidak keduanya. Sedangkan, suatu kalimat dikatakan bukan pernyataan jika kita tidak dapat menentukan apakah kalimat tersebut benar atau salah atau mengandung pengertian relatif. Di dalam logika matematika terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan tertutup dan pernyataan terbuka.
Pernyataan tertutup atau kalimat tertutup adalah suatu pernyataan yang sudah memiliki nilai benar atau salah.
Pernyataan terbuka atau kalimat terbuka adalah suatu pernyataan yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya karena adanya suatu perubah atau variabel.
Contoh:
- 8 + 2 = 10 (pernyataan tertutup yang bernilai benar)
- 4 × 6 = 20 (pernyataan tertutup yang bernilai salah)
- 5a + 10 = 40 (pernyataan terbuka, karena harus dibuktikan kebenarannya)
- Jarak Jakarta-Bogor adalah dekat (bukan pernyataan, karena dekat itu relatif)
Ingkaran/Negasi (~)
Ingkaran didefinisikan sebagai sebuah pernyataan yang memiliki nilai kebenaran yang berlawanan dengan pernyataan semula. Berikut adalah tabel kebenaran ingkaran.
p | ~p |
B | S |
S | B |
Artinya, jika suatu pertanyaan (p) bernilai benar (B), maka ingkaran (q) akan bernilai salah (S). Begitu pula sebaliknya.
Contoh:
p : Semua murid lulus ujian
~p : Ada murid yang tidak lulus ujian
Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk merupakan pernyataan gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang dihubungkan dengan kata hubung. Pernyataan majemuk di dalam logika matematika terdiri dari disjungsi , konjungsi , implikasi , dan biimplikasi.
- Konjungsi (∧)
Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘dan’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p dan q’ yang disebut konjungsi yang dilambangkan dengan “p∧q”. Berikut adalah tabel kebenaran konjungsi.
p | q | p∧q |
B | B | B |
B | S | S |
S | B | S |
S | S | S |
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep konjungsi akan bernilai benar jika dan hanya jika kedua pernyataan (p dan q) benar
Contoh:
Budi sudah makan belajar dan makan
Misalkan, untuk dapat diizinkan bermain oleh Ibu, Budi harus memenuhi kondisi di atas. Jika satu saja atau bahkan kedua pernyataan tersebut dilanggar, maka Budi tidak diizinkan untuk bermain.
- Disjungsi
Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘atau’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p atau q’ yang disebut disjungsi yang dilambangkan dengan “p ∨ q”. Berikut adalah tabel kebenaran disjungsi.
p | q | p∨q |
B | B | B |
B | S | B |
S | B | B |
S | S | S |
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep disjungsi hanya akan bernilai salah jika kedua pernyataan (p dan q) salah.
Contoh:
Bandung atau Palembang adalah kota yang terletak di Pulau Jawa
Pernyataan Bandung adalah kota yang terletak di Pulau Jawa adalah benar. Pernyataan Palembang adalah kota yang terletak di Pulau Jawa adalah salah. Sehingga pernyataan Bandung atau Palembang adalah kota yang terletak di Pulau Jawa bernilai benar.
- Implikasi (⟹)
Implikasi bisa dipandang sebagai hubungan antara dua pernyataan di mana pernyataan kedua merupakan konsekuensi logis dari pernyataan pertama. Implikasi ditandai dengan notasi ‘⟹’. Misalkan p, q adalah pernyataan, implikasi berikut
p ⟹ q
dibaca ‘jika p maka q’. Berikut adalah tabel kebenaran disjungsi.
p | q | p⇒q |
B | B | B |
B | S | S |
S | B | B |
S | S | B |
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep implikasi akan bernilai salah jika dan hanya jika sebab bernilai benar namun akibat bernilai salah. Selain itu implikasi bernilai benar.
Contoh:
Jika Budi sembuh maka Budi akan sekolah
Jika betul Budi sembuh lalu Budi masuk sekolah, Budi telah melakukan hal yang benar. Namun jika Budi sembuh namun dia tidak masuk sekolah, Budi telah berbuat salah karena mengingkari janjinya. Lalu, bagaimana jika Budi belum sembuh? Perhatikan bahwa Budi hanya berjanji masuk sekolah jika dia sembuh. Akibatnya jika dia masih belum sembuh, tidak masalah bagi Budi untuk masuk sekolah ataupun tidak karena dia tidak melanggar janjinya.
- Biimplikasi
Suatu pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata hubung ‘jika dan hanya jika’ sehingga membentuk pernyataan majemuk ‘p jika dan hanya jika q’ yang disebut biimplikasi yang dilambangkan dengan “p ⇔ q”. Berikut adalah tabel kebenaran biimplikasi:
p | q | p⇔q |
B | B | B |
B | S | S |
S | B | S |
S | S | B |
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dalam konsep biimplikasi akan bernilai benar jika sebab dan akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama benar, atau sama-sama salah.
Contoh:
Ayah mendapatkan gaji jika dan hanya jika ayah bekerja
Jika ayah mendapatkan gaji maka ayah bekerja dan jika ayah telah bekerja maka ayah akan mendapat gaji. Sebalinya, jika ayah tidak mendapatkan gaji maka ayah sedang tidak bekerja dan jika ayah tidak bekerja maka ayah tidak akan mendapat gaji.
Bentuk Ekuivalen Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk yang memiliki nilai sama untuk semau kemungkinannya dikatakan ekuivalen. Notasi ekuivalen dalam logika matematika adalah ““.
Bentuk-bentuk pernyataan yang saling ekuivalen adalah:
Konvers
konvers merupakan kebalikan dari implikasi yaitu ditandai dengan pertukaran letak. Misalnya "p => q" , maka konvers nya adalah "q =>p".
Implikasi (konvers, invers kontaposisi)
Konvers merupakan kebalikan dari implikasi yaitu ditandai dengan pertukaran letak. Misalnya "p => q" , maka konvers nya adalah "q =>p".
Invers adalah lawan dari inmplikasi. Dalam invers, pernyataan yang terdapat pada pernyataan majemuk merupakan negasi dari pernyataan pada implikasi. Misalkan "p =>q" , maka inversnya adalah "~p => ~q".
Kontraposisi merupakan kebalikan daripada invers sama halnya dengan konvers, hanya pernyataan majemuknya merupakan negasi atau ingkaran. Misalnya invers "~p => ~q" , maka kontraposisi nya adalah "~q => ~p".
Pernyataan berkuartor dan ingkaranya
pernyataan kuartor adalah bentuk pernyataan yang didalamnya terdapat konsep kuantitas. terdapat dua kuartor, yaitu kuartor universal dan kuartor eksitensial.
- Kuartor universal
digunakan dalam pernyataan yang menggunakan konsep setiap atau semua
- Kuartor eksitensial
digunakan dalam pernyataan yang mengandung konsep ada, sebagian, atau terdapat
Pernyataan kuartor memiliki negasi atau ingkaran. Negasi dari berkuartor universal adalah kuartor ekstensial begitu juga sebaliknya. Perhatikan contoh berikut.
- p : beberapa mahasiswa memiliki semangat belajar yang tinggi
- ~p : semua siswa tidak memiliki semangat belajar yang tinggi
Penarikan Kesimpulan (Logika Matematika)
Penarikan kesimpulan adalah konklusi dari beberapa pernyataan majemuk (premis) yang saling terkait. Dalam penarikan kesimpulan terdiri dari beberapa cara, yaitu:
Soal 1:
Premis 1 : Jika Andi rajin belajar, maka Andi juara kelas
Premis 2 : Andi rajin belajar
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Premis 1 : Jika Andi rajin belajar, maka Andi juara kelas
Premis 2 : Andi rajin belajar
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 : p
Kesimpulan : q (modus ponens)
Jadi kesimpulannya adalah Andi juara kelas.
Premis 1 :
Premis 2 : p
Kesimpulan : q (modus ponens)
Jadi kesimpulannya adalah Andi juara kelas.
Soal 2:
Premis 1 : Jika hari hujan, maka sekolah libur
Premis 2 : sekolah tidak libur
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Premis 1 : Jika hari hujan, maka sekolah libur
Premis 2 : sekolah tidak libur
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (modus tollens)
Jadi kesimpulannya adalah hari tidak hujan.
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (modus tollens)
Jadi kesimpulannya adalah hari tidak hujan.
Soal 3:
Premis 1 : Jika Ani nakal, maka Ibu marah
Premis 2 : Jika Ibu marah, maka Ani tidak dapat uang saku
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah …Premis 1 : Jika Ani nakal, maka Ibu marah
Premis 2 : Jika Ibu marah, maka Ani tidak dapat uang saku
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (silogisme)
Jadi kesimpulannya adalah Jika Ani nakal, maka Ani tidak dapat uang saku.
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (silogisme)
Jadi kesimpulannya adalah Jika Ani nakal, maka Ani tidak dapat uang saku.
No comments:
Post a Comment